Acara Connecting The Dots : Cooperative-Entrepreneur-Millenial-Digital yang diselenggarakan Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) di Smesco, Jakarta, (22/12/2020). (libassonline)

Jakarta, Libassonline.com – Sesuai UU Cipta Kerja yang memberi kemudahan masyarakat terkhusus kalangan milenial untuk mengembangkan usahanya dalam wadah koperasi karena untuk mendirikan koperasi cukup dengan sembilan orang, kemudian pelaksanaannya kita dorong pada digitalisasi koperasi.

Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) mengalang kolaborasi semua pihak agar koperasi modern dan UMKM naik kelas melalui acara bertema Connecting The Dots: Cooperative-Entrepreneur-Millenial-Digital yang diselenggarakan di Gedung Smesco, Jakarta.

Siaran pers AMKI menjelaskan acara Outlook Koperasi dan UMKM yang digelar Selasa (22/12/2020) itu menghadirkan perwakilan dari Kemenkop dan UKM, Kemenparekraf, PT Pos Indonesia, HKTI, HNSI dan sejumlah pelaku usaha.

Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop UKM Rully Nuryanto mengungkapkan potensi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan pada 2025 mencapai 124 miliar dolar AS dengan potensi terbesar di e-commerce sehingga koperasi dan UMKM harus ikut masuk dalam ekosistem digital, Rabu (23/12/2020).

“Gerakan inovasi dan transformasi digital koperasi sudah diinisiasi pemerintah dengan meluncurkan portal idxcoop.kemenkopukm sebagai rumah besar digital bagi koperasi seluruh Indonesia, hingga bisa mendorong pemanfaatan teknologi informasi yang dibutuhkan oleh koperasi. Kami harap AMKI mampu membantu pemerintah dalam akselerasi perwujudan koperasi digital, yang sudah menjadi prioritas dalam meningkatkan pelayanan kepada anggota koperasi,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Deputi Bidang Pengawasan Kemenkop dan UKM Ahmad Zabadi. Menurut dia, penting melakukan suatu upaya konsolidasi meningkatkan peran usaha mikro yang berada di sektor informal pengembangan usahanya melalui koperasi.

Ia berharap koperasi menjadi agregator dari para pengusaha mikro dan generasi milenial menjadi offtaker pertama yang dapat mendorong jalinan kemitraan dengan stakeholder.

“AMKI harus mampu menjadi motor penggerak dalam mendorong anak-anak milenial gemar menjadikan koperasi sebagai wadah pengembangan jiwa wirausaha mereka. Sesuai UU Cipta Kerja yang memberi kemudahan masyarakat terkhusus kalangan milenial untuk mengembangkan usahanya dalam wadah koperasi karena untuk mendirikan koperasi cukup dengan sembilan orang, kemudian pelaksanaannya kita dorong pada digitalisasi koperasi,” jelas Zabadi.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Inovasi dan Kreativitas Joshua Simanjuntak mengatakan Kemenparekraf mempunyai program Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang merupakan program konkret dari UMKM naik kelas.

“Program BBI itu fokus mentransformasi produk lokal sebagai produk pariwisata, terutama pada lima destinasi wisata super prioritas. Banyak produk lokal berpotensi yang bisa bersaing dengan produk impor,” katanya.

Ia berharap AMKI dapat berperan sebagai agregator koperasi modern dalam inkubasi pelaku UMKM kreatif dengan melatih dan mendampingi. “Mereka harus naik kelas dan memiliki daya saing global agar jangan sampai mereka hanya menjadi penonton di negeri sendiri,” ungkap Joshua.

Sementara Ketua Umum DPN Pemuda Tani HKTI Rina Sa’adah mengungkapkan kaum milenial akan sangat tertarik menggeluti dunia agro, bila pertanian mampu memberi pendapatan yang lebih bagi mereka.

“Untuk itu transformasi digital sangat diperlukan, apalagi kalau kita lihat sekarang human behaviour dalam masa pandemi ini beralih dari yang biasanya tatap muka, belanja dan sebagainya, sekarang beralih ke digital. Ini kesempatan besar bagi Pemuda Tani HKTI dan AMKI dalam mengembangkan dan ekspansi sektor pertanian menuju sektor digital melalui wadah koperasi,” ucap penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan ini.

Secara keseluruhan, Ketua Umum AMKI Frans Meroga Panggabean bersyukur atas dukungan dari semua pihak dan menekankan bahwa visi mereka adalah menjadikan koperasi sebagai arus utama untuk pemulihan ekonomi nasional agar dapat bangkit sebagai imbas pandemi COVID-19 dan bagaimana koperasi bisa disukai oleh generasi muda milenial serta menjadi bentuk badan usaha yang berperan signifikan untuk masyarakat.

UMKM Naik Kelas Sangat Indentik Dengan Koperasi Modern

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Inovasi dan Kreativitas Joshua Simanjuntak mengatakan, Kemenparekraf mempunyai program Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang merupakan program konkrit dari UMKM naik kelas. Program BBI itu fokus mentransformasi produk lokal sebagai produk pariwisata, terutama pada lima destinasi wisata super prioritas. Banyak produk lokal berpotensi yang bisa bersaing dengan produk impor.

“Kami mengangkat para pengrajin lokal menjadi aktor, jadi kami coba membina mereka untuk menciptakan daya tarik bagi wisatawan mancanegara. Di sinilah AMKI dapat berperan sebagai agregator koperasi modern dalam inkubasi pelaku UMKM kreatif dengan melatih dan mendapingi. Mereka harus naik kelas dan memiliki daya saing global agar jangan sampai mereka hanya menjadi penonton di negeri sendiri,” ungkap Joshua.

Salah satu pelaku UMKM di bidang kuliner pun mengakui di masa pandemi seperti ini pengunjung tidak banyak yang datang, meskipun toko tetap buka. Konsekuensi pandemi memaksa kita harus pintar menggunakan media sosial dalam membantu menjual produk. Juga harus lakukan terobosan out of the box sebagai strategi bertahan dalam masa sulit.

“Kaum milenial dituntut lebih berinovasi, menciptakan produk yang selalu baru sehingga pelanggan tidak bosan yang kita miliki. Selama pandemi toko kami tidak pernah tutup. Saya juga buat baking class online dari rumah bertujuan membantu ibu-ibu yang terkena dampak Covid-19 yang selama masa pandemi ini sudah diikuti oleh 10.000 orang,” tutur pemilik Amy and Cake Rozma Suhardi, dikenal juga sebagai Culinary Key Opinion Leader.

Memanfaatkan situasi pandemi juga dilakukan oleh kaum ibu muda, seperti dikatakan Ketua Umum Wirausaha Wanita (WITA) dan Ketua DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Lydia Assegaf. WITA concern dengan perempuan, baik usia tua maupun ibu muda. Dari dapur merambah pasar nasional dan internasional.

“Secara tidak langsung semua orang teredukasi serta suka tidak suka sudah masuk ke era digital. Mereka mulai menambah kekuatan ekonomi keluarga. Kami punya pusat inkubator pelatihan. Kami mengajak AMKI untuk memperkuat program pelatihan yang diimbangi dengan pendampingan dan pengawasan, perlu fokus khusus dan konsisten,” tutur Lydia.

Ketua Umum DPN Pemuda Tani HKTI Rina Sa’adah pun mengungkapkan, bahwa 60 persen mayoritas petani usianya di atas 45 tahun. Menurut Rina, perlu adanya regenerasi petani milenial. Mereka akan sangat tertarik menggeluti dunia agro, bila pertanian mampu memberi pendapatan yang lebih bagi mereka. Kondisi serupa sebagaimana yang dialami gerakan koperasi pun mendorong Pemuda Tani HKTI akan berkolaborasi dengan AMKI.

“Untuk itu transformasi digital sangat diperlukan, apalagi kalau kita lihat sekarang human behaviour dalam masa pandemi ini beralih dari yang biasanya tatap muka, belanja dan sebagainya, sekarang beralih ke digital. Ini kesempatan besar bagi Pemuda Tani HKTI dan AMKI dalam mengembangkan dan ekspansi sektor pertanian menuju sektor digital melalui wadah koperasi,” ucap penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan ini.

Perusahaan BUMN PT Pos Indonesia juga tak ketinggalan dalam mendukung UMKM naik kelas dan koperasi modern. Direktur Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia Charles Sitorus mengatakan bahwa koperasi bisa memberikan pelatihan yang akan sangat membantu UMKM dengan memanfaatkan jaringan pelayanan PT. Pos yang sangat luas.

“AMKI silahkan pakai jaringan kantor kami yang lebih dari 4.500 unit di seluruh Indonesia dan mayoritas berada di prime area. PT. Pos akan mendukung penuh fungsi warehousing, penjualan, pengiriman, dan pembayaran. PT. Pos juga bisa menjadi pusat kliringnya supaya menjamin kedua belah pihak, penjual dan pembeli, karena kita bermain di fisik dan keuangan. Kami juga lakukan pengiriman cold storage dalam membantu para nelayan untuk ekspor,” papar Charles.

Sementara dukungan juga datang dari Ralali.com yang saat ini fokus sebagai marketplace digital Business to Business. Platform Konekto bisa digunakan oleh pelaku UMKM secara inklusif agar tercipta suatu closed-loop ecosytem yang saling mendukung dan menguatkan dalam up-scaling dan up-skilling pelaku UMKM.

“2021 kami menggandeng hampir semua kementerian untuk masuk UMKM dan AMKI dapat berperan sebagai agregator lintas industri berwadahkan koperasi. Kami turun juga memberi pelatihan melalui Ralali inkubator yang dilakukan dengan teknologi. Konekto kita buat untuk bisnis dan menyambung satu sama lain,” ujar Founder Ralali.com Joseph Aditya.

Secara keseluruhan, Ketua Umum AMKI Frans Meroga Panggabean bersyukur atas dukungan dari semua pihak tersebut dan menekankan bahwa visi mereka adalah menjadikan koperasi sebagai arus utama untuk pemulihan ekonomi nasional agar dapat rebound imbas dari pandemi Covid dan bagaimana koperasi bisa disukai oleh generasi muda milenial serta menjadi bentuk badan usaha yang berperan signifikan untuk masyarakat.

Dalam acara tersebut hadir Owner Amy and Cake, Rozma Suhardi, Direktur Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia Charles Sitorus, dan Founder Ralali.com Joseph Aditya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: