BMKG : Waspada gelombang tinggi hingga 4 meter di perairan Indonesia

Arsip foto - Wisatawan bermain di tepi Pantai Glagah, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Rabu (3/4/2023). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi terjadi gelombang tinggi 2,5 - 4 meter di Selatan Pulau Jawa hingga 4 Mei 2023. Libassonline.com
Arsip foto - Wisatawan bermain di tepi Pantai Glagah, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Rabu (3/4/2023). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi terjadi gelombang tinggi 2,5 - 4 meter di Selatan Pulau Jawa hingga 4 Mei 2023. Libassonline.com
Arsip foto - Wisatawan bermain di tepi Pantai Glagah, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Rabu (3/4/2023). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi terjadi gelombang tinggi 2,5 - 4 meter di Selatan Pulau Jawa hingga 4 Mei 2023. Libassonline.com
Arsip foto – Wisatawan bermain di tepi Pantai Glagah, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Rabu (3/4/2023). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi terjadi gelombang tinggi 2,5 – 4 meter di Selatan Pulau Jawa hingga 4 Mei 2023. Libassonline.com

Jakarta (Libassonline.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 15-16 Agustus 2023.

“Waspada gelombang tinggi hingga empat meter di sejumlah perairan Indonesia,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari tenggara- selatan dengan kecepatan angin berkisar 5-30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 8-20 knot.

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Malaka dan Laut Natuna Utara,” paparnya.

Kondisi ini, kata Eko Prasetyo menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan timur Pulau Simeulue-Kepulauan Nias-Kepulauan Mentawai, perairan selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia Selatan NTT, Laut Sawu, perairan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rotte, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Natuna Utara, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, perairan utara Jawa Timur, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar.

Kemudian, perairan Wakatobi-Baubau, Laut Flores, perairan Manui-Kendari, perairan selatan Kepulauan Banggai-Kepulauan Sula, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Bitung- Likupang, perairan Kepulauan Sitaro, Laut Maluku, perairan Halmahera, Laut Halmahera, Laut Seram, perairan Pulau Buru-Pulau Seram-Pulau Ambon, Laut Banda, perairan Kep. Sermata-Kep. Tanimbar, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan Fak-Fak-Kaimana, perairan Agats-Amamapare, Laut Arafuru, Samudra Pasifik Utara Halmahera.

Untuk gelombang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue – Kepulauan Nias- Kepulauan Mentawai, perairan barat Bengkulu-Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Jawa Timur, perairan selatan Bali- Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Banten-NTB.

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” ujar Eko Prasetyo.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *