Jakarta (libassonline.com | bit.ly/libasnews) – “Akibat pandemi, seluruh umat manusia dipaksa berpikir, mencari cara-cara baru untuk mengelola kesehatan, pendidikan, cara kerja, ekonomi hingga perpolitikan,” kata Budiman.
Menurut Budiman, sejarah banyak mencatat tentang hubungan antara pandemi dan teknologi. Dimana itu merupakan momentum bagi manusia untuk mencari terobosan-terobosan baru. Karena sistem dan cara berpikir lama dianggap sudah usang.
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menyatakan pandemi virus corona (COVID-19) memaksa manusia untuk mencari terobosan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
“Kurang dari satu tahun, vaksin sudah ditemukan, biasanya vaksin itu butuh belasan tahun,” ujarnya.
Budiman mencontohkan, saat penyakit den virus HIV puluhan tahun lalu, sampai saat ini belum ada vaksin yang bisa menyembuhkan penyakit itu. Namun berbeda dengan COVID-19 yang telah menjadi pandemi di seluruh dunia, memaksa para peneliti dan ilmuwan untuk menemukan vaksin dari virus tersebut.
“Artinya lebih progresif, lebih pro keadilan, lebih pro kemajuan muncul mendapatkan momentum, mendapatkan kesempatan untuk berkembang,” jelas Budiman.
Selain itu, kata Budiman, pandemi juga memaksa manusia untuk berpikir ilmiah dan harus berdasarkan data. Ketika masyarakat berpikir ilmiah, akan memudahkan sebuah lingkungan berinovasi untuk kemajuan teknologi.
Komisaris Independen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V ini menyatakan pandemi juga mengubah sistem kesehatan di masyarakat. Dimana dahulu, fasilitas kesehatan terbatas memberikan pelayanan, namun saat pamdemi, semua masyarakat mendapatkan layanan kesehatan.