
Jakarta (Libassonline.com) – Rupiah pagi ini melemah 10 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp15.607 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.597 per dolar AS.
“Kami memprediksi rupiah akan bergerak stabil di rentang Rp15.550-Rp15.650 per dolar AS hari ini,” kata Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Menurut Lionel, kondisi di pasar global masih belum kondusif. Kekhawatiran terhadap resesi ekonomi di Amerika Serikat tahun depan menyebabkan aksi jual di pasar saham, komoditas, maupun obligasi global semalam.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diperkirakan stabil di tengah pasar global yang kurang kondusif.
Aksi jual yang lebih besar terjadi di pasar obligasi negara berkembang. Indeks EMBI dalam denominasi mata uang lokal maupun dalam dolar AS tercatat turun masing-masing 0,5 persen.
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun naik 10 basis poin (bps) menjadi 3,58 persen. Hal serupa juga terjadi di Eropa di mana yield obligasi 10 tahun kembali naik 5 bps menjadi 2,2 persen.
Di tengah sentimen negatif global, harga minyak dunia tercatat naik sebesar 1 persen untuk minyak mentah Brent menjadi 79,8 dolar AS per barel dan 1,2 persen untuk minyak mentah WTI menjadi 75,2 dolar AS per barel.
Sementara itu, Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 menjadi 4,8 persen dari sebelumnya 5 persen.
Kenaikan harga minyak tersebut dipicu oleh optimisme investor terhadap prospek relaksasi kebijakan penguncian atau lockdown di Tiongkok.