Maumere (libassonline.com | bit.ly/libasnews) – “Komunitas intelijen TNI AL harus menjalin sinergitas baik dengan sesama komunitas intelijen institusi lainnya maupun partner kerja dari satuan lainnya untuk mengoptimalkan daya serap informasi, sehingga kinerja TNI AL lebih optimal dalam mendukung kebijakan pemerintah,” kata Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut yang diterima di Maumere, Nusa Tenggara Timur, Rabu.
Pesan itu disampaikan oleh wakil kepala staf TNI AL saat ia memberi pembekalan kepada anggota intelijen TNI AL pada rapat koordinasi Bidang Intelijen 2021 di Jakarta, hari ini (3/3).
Intelijen Angkatan Laut Tentara Nasional Indonesia (TNI AL) diminta memperluas kerja sama dengan komunitas intelijen di lembaga lain demi memperkuat serapan informasi yang dapat mendukung tugas tentara di lapangan, kata seorang pejabat tinggi TNI AL saat membuka rapat koordinasi di Jakarta, Rabu.
Ia berpendapat pembinaan harus dilakukan secara berkala dan persuasif sehingga seluruh prajurit tidak melanggar aturan bukan karena takut sanksi, melainkan karena kesadaran diri sendiri.
Usai sesi pembekalan dari wakil kepala staf TNI AL, para peserta rapat koordinasi bidang intelijen Angkatan Laut juga menerima sejumlah materi, yang di antaranya membahas ancaman perang siber, perang proksi (proxy war), dan perang asimetris. Materi mengenai masalah itu diberikan oleh Kepala Dinas Pengamanan dan Persandian Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Indaryanto.
Ia menerangkan kerja sama yang luas dibutuhkan karena tantangan ke depan semakin kompleks. Tugas berat satuan intelijen, menurut Ahmadi, di antaranya memastikan keamanan para tentara saat menjalankan tugasnya di lapangan.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan para tentara agar tetap menjaga marwah TNI, yang salah satunya dilakukan dengan mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku.
Materi terakhir diberikan oleh Kepala Dinas Pembinaan Mental Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Ian Heriyawan yang menyampaikan paparan mengenai ancaman terhadap ideologi bangsa.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Julius Widjojono memberi materi ajar mengenai strategi menghadapi ancaman perang informasi dan media.
Dalam acara yang sama, Kepala Dinas Sejarah Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Supardi menyampaikan materi mengenai langkah-langkah riset dan penulisan sejarah demi mendukung kegiatan dasar intelijen serta propaganda.