Tank Boat Antasena buatan PT Pindad bekerja sama dengan PT Lundin Industry, perusahaan modal asing yang membawa teknologi persenjataan asal Swedia yang berdomisili di Banyuwangi. (libassonline)

Jakarta, libassonline.com – Sosoknya gagah, gerak-geriknya lincah, dan tampilannya sporty. Jika dianalogikan sebagai sosok pria, Antasena amat tampan. Sebuah prototipe tank boat yang berhasil dibuat oleh PT Pindad dan diproduksi salah satu galangan kapal canggih asal Banyuwangi, Jawa Timur. Nama tank boat tersebut adalah Antasena.

Tank boat ini setelah sukses menjalani berbagai tes manuver di lautan bebas, Sabtu (22/5/2021), Antasena berlayar ke perairan Situbondo. Jalur laut yang ditempuh sejauh 310 km (pergi dan pulang) dengan tujuan menjalani serangkaian uji penembakan. Di Pantai Paiton yang merupakan area latihan TNI-AL, Antasena melakukan sejumlah manuver. Meluncur berkelak-kelok, berputar, atau melambung, sambil menembak.

Tank boat ini pun telah disiapkan melawan musuh bersenjata berat pada perang abad 21. Dilansir dari laman indonesia.go.id, Minggu (13/6/2021)

Senjata utamanya adalah sepucuk kanon kaliber 30 mm dan proyektilnya berhasil menghantam sasaran yang berjarak beberapa ratus meter. Seperti halnya tank lain, Antasena beratapkan turet, yang terbuat dari alumunium alloy. Bentuknya seperti kubah yang bisa berputar ke kiri dan kanan. Dengan fleksiblitas putaran turet itu, moncong kanon bisa di-setting terarah ke sasaran, meski kendaraan bergerak ke sembarang arah. Selain sepucuk kanon, tank boat ini juga dibekali dengan dua senapan mesin 12,7 mm, yang satu di antaranya bertengger di atap turet.

Uji coba tank boat Antasena pada Sabtu itu disaksikan Direktur Jenderal (Dirjen) Potensi Pertahanan (Pothan) Kementerian Pertahanan, Mayjen Dadang Harya Yudha dan jajaran direksi PT Pindad. PT Pindad dalam keterangannya menjelaskan uji coba berupa sea trial dan firing test dianggap berhasil, Antasena dinyatakan lolos dalam rangkaian uji coba tersebut.

Antasena akan masuk dalam jajaran Alutsista TNI AD dengan kontrak pembelian yang telah ditandatangani pada 2020. Produksinya dikerjakan PT Pindad, bekerja sama dengan PT Lundin Industry, perusahaan modal asing yang membawa teknologi persenjataan asal Swedia yang berdomisili di Banyuwangi. Perlu waktu lima tahun untuk mengembangkan maket Antasena menjadi kendaraan tempur atas air. Kemhan menyiapkannya untuk tugas operasi di rawa, laut, sungai, dan pantai (Ralasuntai).

Spek Tank Boat Antasena buatan PT Pindad yang akan memperkuat TNI AD. (libassonline)

Kali pertama, pada akhir April, Antasena mencoba berenang meluncur di perairan Banyuwangi. Peristiwa itu pun menarik perhatian majalah elektronik terbitan Amerika Serikat bernama Popular Mechanics. Pada edisi 10 Mei 2021, majalah khusus persenjataan dan kendaraan militer yang itu mengulas Antasena. Popular Mechanics menyebut Antasena sebagai kendaraan militer hibrid yang unik. “Ia mengambang seperti perahu dan menembak seperti tank,” tulis majalah tersebut.

Masih oleh media itu, tak ada produk sejenis di tempat lain. “Kendaraan itu cocok untuk beroperasi di perairan keruh,” tulisnya lagi. Nama Antasena pertama kali disematkan oleh Jusuf Kalla (JK), Wakil Presiden saat itu pada 2015 usai menyaksikan MoU antara Kemhan dan PT Pindad. Nama itu diambil dari tokoh dunia pewayangan yang jago dan ahli dalam pertempuran laut.

Jika ditilik sejarahnya, Antasena adalah anak bungsu dari Bima, salah satu ksatria Pandawa. Antasena dirasa tepat jika dioperasikan di negara kepulauan seperti Indonesia. “Antasena punya postur yang pas untuk menghadapi para perompak, teroris yang suka menyandera awak kapal, dan penjahat lainnya yang beroperasi di perairan. Lebih jauh, tank ini bisa mengejar bila mereka mencoba kabur ke daratan. Tank laut ini bisa membawa 50-60 personel militer bersenjata lengkap,” tulis Indonesia.go.id.

Diketahui panjang badan Antasena mencapai 18,7 meter dengan 7,5 meter. Badannya bertumpu pada struktur kapal berlunas ganda (doeble hull). Desain doble hull itu membuat Antasena bisa meluncur cepat, karena hambatan air dilewatkan di kolong boat di antara dua lunas.

Atas bantuan dua mesin baling-baling, dua kali 1.700 tenaga kuda (HP), plus dua mesin waterjet 2 x 550 HP, Antasena dapat melesat hingga 74 km per jam dengan kecepatan jelajah mencapai mencapai 56 km per jam. Saat momentum satu kali isi solar, tank boat inidapat bergerak sejauh 1.100 km.

Kali pertama, pada akhir April, Antasena mencoba berenang meluncur di perairan Banyuwangi. Peristiwa itu pun menarik perhatian majalah elektronik terbitan Amerika Serikat bernama Popular Mechanics. Pada edisi 10 Mei 2021. (libassonline)

Lambung kapal terbuat dari komposit karbon, yakni sebuah material yang kekuatannya 10 kali kekuatan baja, tapi beratnya hanya satu per sepeluhnya Karena badannya tak terlalu berat, sarat air (draft) kapal yang masuk ke air hanya 90 cm. Oleh karenanya, Antasena dapat diandalkan ketika beroperasi menyusur sungai, rawa, dan perairan dangkal lainnya.

Antasena diklaim tak hanya untuk beroperasi mengejar musuh dengan persenjataan ringan. Tank boat in pun telah disiapkan melawan musuh bersenjata berat. Di belakang turetnya ada semacam antena telekomunikasi yang membuat Antasena terkoneksi ke gudang informasi dunia maya. Tank ini dapat mengetahui kondisi medan di sekelilingnya. Antasena tahu bentang alam di belakang rimbun bakau di rawa-rawa yang dijelajahinya.

Akurasinya tembakan Antasena diklaim amat akurat lantaran peluru bergerak dengan sistem kendali. Roket Falarick 105 mm tersebut pun dapat menjangkau sasaran di darat dan laut, dalam radius 5 km.

Untuk mendapatkan gambaran yang presisi, Antasena bisa mengoperasikan sebuah drone. Drone itu dapat menuntunnya ke sasaran yang harus dilumpuhkan, termasuk tank-tank musuh, baterai arteleri, serta target-target lainnya. “Hasil intaian drone itu juga bisa memandu roket Cockerill Falarick 105 mm, yang diluncurkan dengan arah lengkung mirip peluru mortil menuju sasaran,” tulis laman itu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: